free range

Begini Sejarah Adanya Tren Ayam Free Range

  • Agrosari Farm

Trend ayam free range kini semakin banyak digunakan, terutama bagi yang peduli terhadap kualitas dan etika produksi. Berbeda dengan peternakan konvensional, sistem ini menonjolkan kesejahteraan hewan dan cara pemeliharaan yang lebih alami. 

Menariknya, konsep yang terlihat modern ini sebenarnya berakar dari praktik lama yang kini kembali populer. 

Yuk, simak bagaimana sejarah trend peternakan ayam free range, perbedaannya dengan ternak konvensional, dan apakah sistem ini bisa lebih bagus dan menjanjikan di masa depan, khususnya di Indonesia.

Sejarah Tren Peternakan Ayam Free Range

Ayam free range atau ayam yang dibesarkan secara bebas di alam terbuka bukanlah hal baru dalam dunia peternakan. Sebelum sistem industri modern berkembang, hampir semua ayam sebenarnya dibesarkan dengan cara ini. Peternak membiarkan ayam berkeliaran di halaman, mencari makan alami seperti biji-bijian, serangga, dan rumput. Metode ini dianggap alami dan efisien sebelum hadirnya peternakan skala besar pada pertengahan abad ke-20.

Namun, sejak tahun 1950-an, tren industri pangan berubah drastis. Permintaan telur dan daging ayam meningkat pesat seiring pertumbuhan populasi global. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, muncullah sistem peternakan intensif atau factory farming yang menitikberatkan pada efisiensi produksi. Ayam dipelihara dalam kandang tertutup dengan kontrol suhu, pakan, dan pencahayaan yang ketat. Meski efisien, praktik ini sering dikritik karena dinilai mengabaikan kesejahteraan hewan.

Dari sinilah konsep free range kembali muncul sebagai alternatif yang lebih beretika. Tren ini mulai populer di negara-negara Barat pada tahun 1990-an, terutama setelah meningkatnya kesadaran konsumen terhadap isu kesejahteraan hewan dan kualitas pangan. Label “free range” menjadi simbol gaya hidup sehat, alami, dan ramah lingkungan. Sejak itu, permintaan terhadap produk ayam free range terus meningkat, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.

Perbedaan Tren Ayam Free Range dan Ternak Konvensional

Perbedaan paling mencolok antara sistem free range dan konvensional terletak pada cara pemeliharaan ayamnya. Pada sistem free range, ayam dibiarkan berkeliaran di area terbuka dengan akses sinar matahari dan udara segar. Mereka bebas bergerak, mematuk tanah, dan mencari pakan alami, meskipun tetap diberikan pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Sementara pada sistem konvensional, ayam biasanya dibesarkan dalam kandang tertutup dengan kepadatan tinggi. Semua faktor lingkungan dikontrol secara ketat untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi produksi. Metode ini memang menghasilkan volume daging dan telur lebih besar dalam waktu singkat. Namun sering dikritik karena bisa menimbulkan stres pada hewan dan menurunkan kualitas daging.

Dari sisi nutrisi, ayam free range cenderung memiliki daging yang lebih padat, rendah lemak, dan kaya asam lemak omega-3. Warna kuning telur ayam free range juga biasanya lebih pekat karena pakan alaminya yang kaya pigmen. Sedangkan ayam konvensional, meski tampilannya seragam dan produksinya stabil, kadang dinilai kurang alami oleh konsumen yang mengutamakan kesehatan.

Apakah Ayam Free Range Lebih Menjanjikan di Masa Depan?

Melihat tren global dan perubahan pola konsumsi masyarakat, sistem peternakan ayam free range jelas memiliki prospek cerah. Di Indonesia, meski masih dalam tahap perkembangan, minat terhadap produk free range terus meningkat, terutama di sektor horeca dan konsumen urban. Pasar mulai mengapresiasi produk yang tidak hanya enak, tapi juga diproduksi dengan cara yang lebih etis dan alami.

Itulah informasi seputar sejarah tren ayam free range yang bisa Anda ketahui. Tren ini lahir dari kesadaran akan pentingnya kesejahteraan hewan dan kualitas pangan. Dibanding ternak konvensional, sistem ini lebih alami, sehat, dan beretika. 

Meski butuh investasi lebih besar, peluangnya di masa depan, terutama di Indonesia bisa disebut menjanjikan. Dengan strategi yang tepat, tren ini bisa menjadi masa depan baru dunia peternakan nasional.

 

Baca Juga:  Masa Depan Industri Peternakan Antara Teknologi dan Keberlanjutan