
5 Kesalahan Umum Pengadaan Telur untuk Bisnis Kuliner
Membeli telur untuk kebutuhan harian, jelas lebih mudah dan tidak memusingkan. Tapi jika Anda punya bisnis kuliner, kebutuhan dan tantangannya sudah pasti beda. Saking ‘rumit’-nya, ada banyak kesalahan umum pengadaan telur untuk bisnis kuliner yang kerap terjadi.
Sama seperti bisnis lain, menjalankan bisnis kuliner juga perlu strategi tersendiri agar berjalan lancar. Salah satunya termasuk memahami apa saja yang jadi kesalahan dalam pengadaan telur.
Jika Anda masih mengulanginya, maka dampak yang timbul bisa bervariasi. Mulai dari kestabilan usaha yang mulai goyah, ketidakpuasan pelanggan, hingga keamanan makanan yang kurang terjamin.
Baca Juga: Ini Ide Jualan MakananJepang yang Pasti Laku
Kesalahan Umum Pengadaan Telur untuk Bisnis Kuliner
Apa saja kesalahan pengadaan telur untuk bisnis kuliner yang kerap terjadi? Cek lengkap di sini:
1. Beli Stok Telur Hanya Pakai “Feeling”
Sembarangan beli telur dalam jumlah besar? Efeknya dapat merambat ke berbagai aspek operasional bisnis Anda mulai dari keuangan, kualitas makanan, hingga berpengaruh pada kepercayaan pelanggan.
Anda akan kesulitan dalam mengontrol stok. Bisa terjadi kelebihan stok telur, atau terlalu sedikit. Tanpa strategi pembelian dan hanya berdasarkan ‘feeling’ belaka.
Jika terlalu banyak beli, akhirnya stok telur bisa menumpuk. Kemudian, risiko telur kedaluwarsa akan meningkat. Jika begini, maka kerugian karena bahan-bahan terbuang akan semakin besar.
Sebaliknya, saat stok terlalu sedikit, produksi akan terhenti. Hal ini bisa membuat pelanggan kecewa dan Anda akan kehilangan banyak omzet karena kesalahan pembelian stok ini.
Dari segi biaya pun tidak efisien karena pembeliannya harus dengan strategi juga. Misalnya, Anda memperbanyak stok ketika harga turun atau menjalin kerja sama dengan pemasok.
2. Tidak Memahami Bagaimana Metode Penyimpanan
Sama halnya dengan banyak bahan makanan lain, menyimpan telur juga perlu metode tertentu.
Jika Anda tidak memahami bagaimana metode untuk menyimpan telur, maka sangat berisiko terhadap keamanan pangan, efisiensi biaya, dan juga kualitas telurnya.
Kalau salah dalam metode penyimpanan, biasanya telur akan cepat busuk. Misalnya, Anda menyimpan di ruangan lembab, suhu cukup tinggi, dan area yang tidak bersih.
Selain itu, Anda juga menyimpan telur dalam wadah terbuka yang membuatnya jadi menyerap bau makanan lain.
Dengan ini, telur bisa cepat busuk dan kualitasnya menurun. Sebaiknya, Anda menyimpannya pada tempat bersuhu sekitar 4 derajat celcius - 5 derajat celcius dan juga dengan wadah yang tertutup.
3. Mengabaikan Fluktuasi Harga dan Ketersediaan Pasokan
Sesuai informasi yang ada di Agrosari Farm, harga telur sering berubah-ubah atau berfluktuasi.
Fluktuasi harga telur terjadi lantaran faktor cuaca, permintaan pasar, dan harga pakan. Dengan ketidakstabilan ini, tak heran jika harga telur terus berubah-ubah.
Maka dari itu, jangan sampai Anda mengabaikan soal perubahan harga yang terjadi. Pastikan untuk terus memantau tren harga telur secara rutin.
Opsi lainnya adalah bekerja sama dengan pemasok besar telur berkualitas layaknya Agrosari Farm agar dapat harga yang lebih kompetitif.
4. Menganggap Semua Telur Itu Sama
Laman HijauBintaro.id, mengatakan jika tak semua telur itu sama. Jadi, jika Anda menganggap semua jenis telur itu sama, maka itu adalah kesalahan.
Kualitas telur itu bervariasi. Beda sedikit saja, nanti akan berpengaruh pada kualitas, rasa, dan juga keamanan dari produk makanan Anda.
5. Kesalahan Menghitung Umur Penyimpanan Telur
Ini juga jadi jebakan dari pengadaan telur segar untuk bisnis Anda. Tak banyak yang aware terhadap umur penyimpanan.
Baca Juga: Tips Menyimpan Telur yang Benar Agar Lebih Tahan Lama
Seharusnya, Anda perlu mencatat tanggal masuk telur ke penyimpanan, berasumsi bahwa umur simpan setiap telur selalu sama, dan tidak menyesuaikannya dengan cara penyimpanan.
Jika ingin bisnis kuliner Anda tidak merugi, maka wajib memahami kesalahan umum pengadaan telur untuk bisnis kuliner ini dan menemukan solusinya.