MBG swasembada pangan

Capaian Peternakan Indonesia dalam Swasembada Telur dan Daging Ayam

  • Agrosari Farm

Telur segar menjadi pencapaian utama peternakan Indonesia dalam swasembada pangan nasional. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa ketahanan pangan harus bertumpu pada kemampuan produksi dalam negeri, termasuk beras, telur, dan juga daging ayam. Fokus pembangunan peternakan tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga keberlanjutan produksi dan kesejahteraan peternak.

 

Rencana Swasembada Pangan ala Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan nasional tercapai dalam waktu satu tahun melalui rapat terbatas 20 November 2025. Rencana ini mencakup strategi komprehensif peternakan dengan fokus ekosistem hulu hingga hilir untuk telur dan daging ayam.

 

  1. Pabrik Pakan Nasional

Pemerintah bangun 30 titik pabrik pakan dengan anggaran Rp20 triliun khusus untuk peternak kecil. Inisiatif ini dukung ekosistem hulu peternakan agar mandiri dari impor bahan baku pakan.

  1. Program Ayam Merah Putih

Tingkatkan genetik unggul ayam ras petelur dan pedaging melalui breeding lokal. Program ini hasilkan produksi berkualitas tinggi tanpa bergantung impor bibit ayam.

  1. Kolaborasi Kementan-Bapanas

Pastikan distribusi surplus produksi langsung ke program Makan Bergizi Gratis di seluruh sekolah. Langkah ini wujudkan ketahanan pangan nasional merata dan berkelanjutan.

 

Surplus Produksi Telur Segar dan Daging Ayam

Produksi telur segar tahun 2025 mencapai 6,52 juta ton atau 104,17 miliar butir, surplus 0,3 juta ton dari kebutuhan nasional 6,22 juta ton. Angka ini naik 2,78% dibanding 2024 berkat peningkatan populasi ayam petelur di Jawa Timur sebagai penyumbang terbesar. Daging ayam ras juga surplus 0,12 juta ton dari total produksi 4,25 juta ton terhadap kebutuhan 3,87 juta ton.


 

Produksi telur dan daging ayam nasional saat ini berada dalam kondisi surplus secara nasional. Ketersediaan pasokan melimpah membantu menjaga stabilitas distribusi ke berbagai wilayah, termasuk daerah dengan akses logistik terbatas. Keseimbangan antara kapasitas produksi dan permintaan pasar menjadi kunci terciptanya harga lebih terkendali.


 

Surplus ini juga mencerminkan keberhasilan pembinaan peternak rakyat serta efisiensi industri perunggasan. Ketersediaan telur segar melimpah di pasar membuat kebutuhan gizi masyarakat lebih mudah terpenuhi dengan harga terjangkau. Selain itu, peluang ekspor produk unggas mulai kembali terbuka seiring membaiknya standar produksi nasional.

 

Strategi HPP dan HET untuk Kestabilan Harga

Pemerintah terapkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp18.000/kg untuk ayam hidup sejak Juni 2025. Kebijakan ini disepakati bersama Kementan dan Satgas Polri guna lindungi peternak dari harga jatuh. Sementara HET (Harga Eceran Tertinggi) cegah lonjakan harga eceran yang merugikan konsumen secara berlebih.


 

Bapanas perkuat penyerapan surplus melalui hilirisasi produk perunggasan seperti pengolahan ready-to-cook. Program ini stabilkan supply-demand nasional dan dukung distribusi Makan Bergizi Gratis. Peternak kecil terlindungi dari fluktuasi pasar musiman yang sering terjadi.

 

Baca Juga: Mengapa Menu Telur Wajib Ada Dalam Program Makan Bergizi Gratis MBG

 

Manfaat bagi Peternak dan Konsumen

Kebijakan HPP menjamin harga pokok produksi minimum bagi peternak rakyat agar terlindung dari fluktuasi pasar musiman. Konsumen memperoleh telur segar dan daging ayam dengan harga terjangkau serta stabil sepanjang tahun tanpa terdampak lonjakan harga impor. Penyerapan surplus produksi oleh Bapanas meningkatkan kesejahteraan peternak, menghapus ketergantungan impor, dan memperkuat nilai tambah ekonomi peternakan melalui hilirisasi.


 

Peternak kecil kini punya kepastian pasar melalui kontrak pembelian langsung pemerintah untuk MBG. Konsumen rumah tangga rasakan harga telur stabil di kisaran Rp22.000/kg meski produksi melimpah, sekaligus membuka potensi ekspor ke ASEAN berkat surplus berkelanjutan. Inisiatif ini ciptakan siklus ekonomi positif di desa-desa peternak secara berkelanjutan.


 

Kebijakan pemerintah mengenai swasembada telur dan daging ayam membawa angin segar bagi industri peternakan, termasuk Agrosari Farm. Agrosari Farm memiliki ruang lebih luas untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat mutu produksi, dan memperluas inovasi produk hilir. Stabilitas pasokan dan pasar ini tidak hanya memperkuat daya saing perusahaan, tetapi juga memungkinkan Agrosari Farm berkontribusi lebih besar dalam pemenuhan gizi masyarakat melalui telur berkualitas.