
Waspada! Ini Bahaya Avidin pada Telur Mentah
Telur mentah sering menjadi pilihan bagi sebagian orang yang ingin mendapatkan manfaat protein dengan cara yang praktis. Namun, tahukah Anda bahwa mengonsumsi telur mentah dapat menimbulkan risiko kesehatan? Bahkan Dr. Toto Sudargo, Pakar Gizi dari FK-KMK UGM menyatakan bahwa “Sebenarnya banyak efek buruknya ketimbang manfaat yang didapat dari konsumsi telur mentah,” (Sumber: Merdeka.com)
Salah satu ancaman utamanya berasal dari kandungan avidin. Avidin sendiri adalah glikoprotein yang terdapat dalam putih telur mentah. Meskipun telur merupakan sumber protein dan nutrisi yang baik, konsumsi telur mentah berpotensi menyebabkan masalah serius akibat keberadaan avidin dan risiko kontaminasi bakteri.
Bahaya Avidin dalam Telur Mentah
Tekstur creamy telur mentah seringkali menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Sensasi ini menambah kenikmatan saat dikonsumsi, terutama ketika dicampur dengan nasi panas atau digunakan sebagai saus celupan.
Namun, hati-hati karena ada bahaya yang mengintai! Avidin memiliki kemampuan untuk mengikat biotin, salah satu vitamin B yang sangat penting bagi tubuh Anda. Biotin membantu tubuh dalam proses metabolisme lemak dan karbohidrat, serta menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku Anda.
Ketika avidin mengikat biotin, tubuh Anda tidak dapat menyerap vitamin tersebut dengan baik, sehingga berisiko menyebabkan defisiensi biotin atau “egg-white injury”
Konsumsi putih telur mentah dalam jangka panjang dapat menurunkan kadar biotin dalam tubuh dan menyebabkan gejala seperti:
Kulit kering dan bersisik.
Rambut rontok atau mudah patah.
Kelelahan dan kelemahan otot.
Selain avidin, telur mentah juga berpotensi terkontaminasi bakteri Salmonella. Dr. Toto mengungkapkan infeksi salmonella bisa memicu berbagai penyakit termasuk kejang, diare, muntah bahkan kematian.
Mengutip dari CNBC Indonesia, gejala tersebut pada umumnya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan dan bisa berlangsung 3 sampai 7 hari.
Melansir dari Alo Dokter, protein dalam telur mentah hanya 50% yang berhasil dicerna oleh tubuh. Sedangkan telur matang, proteinnya dapat diserap tubuh sekitar 90%. Perubahan daya cerna ini terjadi karena panas menyebabkan perubahan struktural pada protein telur. Pada telur mentah, senyawa protein terpisah satu sama lain sedangkan ketika dimasak protein akan membentuk ikatan baru dengan protein lain di sekitarnya. (Sumber: Healthline)
Apakah Tradisi Makan Telur Mentah Aman?
Pada beberapa negara, salah satunya Jepang, mengonsumsi telur mentah merupakan tradisi kuliner yang umum. Namun, telur yang digunakan di Jepang telah melewati proses verifikasi ketat dan uji bebas bakteri sehingga aman untuk dikonsumsi mentah.
Perlu Anda garis bawahi adalah TIDAK semua telur mengalami uji lab yang berstandar tinggi. Maka dari itu, jika Anda tetap ingin mengonsumsi telur mentah pastikan membeli di tempat tepercaya.
Misalnya produk dari Agrosari Farm yang terbukti bebas bakteri Salmonella & E.coli yakni Telur Premium Sunny Choice. Tak hanya itu, telur ini juga bebas antibiotik dan hormon serta hypoallergenic. Jadi, telur Agrosari dengan merek Sunny Choice tentu aman dikonsumsi secara mentah. Namun, untuk ibu hamil hingga orang dengan penderita penyakit tertentu tetap kami sarankan mengonsumsi telur yang sudah dimasak matang ya!
Bagaimana dengan Telur Setengah Matang?
Telur setengah matang sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan telur mentah. Proses pemasakan yang sebagian sudah dilakukan dapat membantu menurunkan kadar avidin dan membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella.
Untuk mengurangi risiko kontaminasi, disarankan agar telur setengah matang dimasak hingga mencapai suhu internal minimal 140°F (60°C). Pada umumnya, waktu merebus telur setengah matang berkisar antara 4 hingga 7 menit. Waktu ini harus Anda hitung setelah air mendidih dan telur dimasukkan ke dalam panci ya. (Sumber: Liputan6)
Itulah bahaya avidin dan risiko lainnya jika Anda mengonsumsi telur mentah. Tetap hati-hati dan waspada dengan segala makanan yang masuk dalam tubuh kita ya!