telur surplus indonesia

Surplus Produksi Telur Terjadi, Begini Respon Pemerintah

  • Agrosari Farm

Belakangan ini, Indonesia mengalami surplus produksi telur ayam. Hal ini berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan), yang menyatakan bahwa produksi telur nasional mencapai sekitar 6,52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan domestik hanya ada di angka 6,22 juta ton. Artinya, terdapat kelebihan produksi sekitar 288 ribu ton. 

 

Apa yang Menyebabkan Surplus Produksi Telur Terjadi?

Surplus telur terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, meningkatnya efisiensi produksi berkat penggunaan teknologi modern, genetik ayam petelur unggul, serta sistem kandang tertutup yang lebih produktif. 

Kedua, ketersediaan pakan semakin baik berkat pengembangan jagung nasional dan bahan pakan alternatif. Dan terakhir karena distribusi telur antar wilayah menjadi cukup lancar. 

Bagaimana Respon Pemerintah dalam Menangani Surplus Produksi Telur?

Menanggapi terkait surplus telur, menurut beberapa sumber bahwa pemerintah menyadari bahwa kondisi ini perlu diperhatikan dengan baik. Sebab, jika tidak dikelola dengan baik, maka bisa menekan harga di tingkat para peternak atau produsen telur. 

Oleh karena itu, pemerintah mulai menerapkan beberapa kebijakan guna menjaga keseimbangan pasar, seperti:

  1. Pengendalian Distribusi dan Penyaluran Antarwilayah

Melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bapanas, pemerintah melakukan pengaturan distribusi telur dari wilayah surplus ke daerah defisit. Dengan cara ini, stok telur bisa tersebar merata, sehingga tidak terjadi kelebihan pada satu wilayah dan kekurangan di wilayah lain.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pemantauan harga harian melalui Sistem Informasi Pangan Strategis (SIPS) agar distribusi dan pergerakan harga bisa dikontrol secara real-time.

  1. Program Penyerapan Lewat Kebijakan Pemerintah

Untuk menangani surplus produksi telur berikutnya, pemerintah akan mulai menyertakan telur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tak hanya mendukung ketahanan pangan, program ini juga dapat membantu menstabilkan harga di pasaran.

 

Baca Juga: Benarkah Dua Butir Telur Cukup untuk Sarapan 

 

  1. Memperluas Akses Ekspor Telur

Selanjutnya, infonya akses ekspor terkait telur juga akan lebih diperluas, terutama ke wilayah yang membutuhkan telur, seperti Afrika dan Timur Tengah. Untuk itu, pemerintah akan membantu proses sertifikasi, peningkatan standar mutu dan promosi produk agar telur Indonesia bisa bersaing di pasar global.

Strategi ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang supaya produksi tidak hanya bergantung pada pasar domestik saja.

  1. Stabilisasi Harga

Penanganan berikutnya adalah menjaga stabilitas harga di tingkat produsen telur dan konsumen. Pemerintah menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) guna melindungi produsen dari kerugian sekaligus memastikan harga jual di pasar tetap terjangkau. 

Selain itu, dilakukan pemantauan harian oleh Satgas Pangan untuk mencegah praktik spekulasi yang bisa memicu fluktuasi harga ekstrem.

  1. Hilirisasi Industri Telur

Upaya penanganan lainnya adalah mendorong pengembangan industri olahan telur, seperti tepung telur hingga makanan berbasis telur. Hilirisasi ini penting karena mampu memperpanjang umur simpan, memperluas pasar, serta menciptakan nilai tambah ekonomi. 

Itulah informasi seputar surplus produksi telur dan penanganannya yang pemerintah lakukan. Agrosari Farm mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan pasokan telur di pasar. 

 

Baca Juga:  Tren Jumlah Produksi Telur di Indonesia Alami Kenaikan

 

Melalui proses produksi yang higienis, pengawasan mutu yang ketat dan sistem distribusi efisien, Agrosari Farm selalu memastikan bahwa setiap telur yang sampai ke tangan konsumen tetap segar, bergizi dan aman dikonsumsi.

Karena kualitas telur yang baik tidak hanya dapat mendukung kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat kepercayaan terhadap produk peternakan lokal. Itu sebabnya, Agrosari Farm berkomitmen menyediakan telur ayam segar berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Tujuannya agar masyarakat Indonesia dapat menikmati sumber protein hewani yang sehat setiap hari.